Jumat, 04 April 2014

Ringkasan Buku "Aqidah Islam" karya Sayid Sabiq



RESUME BUKU
 “AQIDAH ISLAM ” (ILMU TAUHID)
PENULIS BUKU: SAYYID SABIQ (GURU BESAR UNIVERSITAS AL_AZHAR)

BAB I
PENDAHULUAN
Islam adalah agama Allah yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad Shallallahu’alaihi wa sallam, dan intinya adalah iman dan amal.Iman dan amal, atau aqidah dan syari’ah kedua-duanya berkaitan satu sama lainnya seperti keterkaitan antara buah dan pohonnya.Iman mencerminkan aqidah dan pokok-pokok yang menjadi landasan syari’at Islam. Dan dari dasar-dasar ini keluarlah cabang-cabangnya. Amal mencerminkan syari’ah dancabang-cabang yang dianggap sebagai tindak lanjut dari iman dan aqidah.
Pengertian Keimanan Atau Aqidah itu tersusun atas 6 perkara yaitu
1.      Ma’rifat kepada Alloh
2.      Ma’rifat kepada alam yang ada dibalik alam semesta ini atau alam yang tidak dapat dilihat.
3.      Ma’rifat kepada Kitab-kitab Allah yang diturunkan untuk menentukan rambu-rambu kebenaran dan kebathilan.
4.      Mar’rifat kepada para nabi dan rasul Allah yang telah dipilih untuk menjadi pembimbing  dan pemimpin makhluk menuju kepada yang hak.
5.      Ma’rifat kepada hari akhir dan hal-hal yang ada didalamnya.
6.      Ma’rifat terhadap qadar (takdir).
Kesatuan Aqidah : Aqidah merupakan kesatuan yang tidak akan berubah-ubah karena pergantian zaman atau tempat, tidak pula berganti-ganti karena perbedaan golongan atau masyarakat. Alloh berfirman dalam syuarat As Syura ayat 13.
Aqidah merupak ruh bagi setiap orang, dengan berpegang teguh padanya itu ia akan hidup dalam keadaan yang baik dan menggembirakan, tetapi dengan meninggalkannya akan matilah semangat kerohanian manusia. Aqidah bagaikan cahaya yang apabila seseorang buta dari padanya maka pasti orang tersebut akan  tersesat dalam liku-liku kehidupan, bahka tidak musthil orang tsb akan terjerumus dalam lembah kesesatan yang amat dalam. Alloh berfirman dalam syurat As al-An’am ayat 122.

BAB 2
MA’RIFAT KEPADA ALLOH
Ma’rifat Kepada Alloh adalah seluhur-luhur dan semulia ma’rifat, sebab Ma’rifat Kepada Alloh itulah  yang merupakan asas atau fundamental yang diatasnya didirikanlah segala kehidupan kerohanian.
Ada dua cara atau sarana untuk melakukan ma’rifatullah yaitu :
1.    Menggunakan akal pikiran untuk memikirkan dan memperhatikan segala sesuatu yang diciptakan oleh Allah. Ma’rifatullah dapat dilakukan dengan bertafakur. Sesungguhnya tiap organ tubuh mempunyai tugas, sedangkan tugas akal adalah merenungkan, memperhatikan dan memikirkan. Jika potensi ini tidak difungsikan maka hilanglah kerja akal dan tidak berfungsi pula tugasnya. Islam menghendaki agar akal bangkit melepaskan diri dari belenggunya dan bangun dari tidurnya.
“Katakanlah: Perhatikanlah apa yang ada di langit dan di bumi.” (Yunus : 101)
Tidak memfungsikan akal dapat menurunkan derajat manusia ke tingkatan yang lebih rendah dari derajat binatang. Taqlid (mengikuti orang lain tanpa mengetahui alasan dan tujuannya) menjadi penghalang bagi kemerdekaan akal dan pengekang akal untuk berpikir. Oleh karena itu Allah memuji orang-orang yang bersikap objektif terhadap berbagai fakta dan dapat membedakan antara yang satu dengan yang lain, sesudah diteliti, diperiksa, dan dicermati lalu mereka mengambil yang terbaik dan meninggalkan yang lain. Allah mencela orang-orang yang bertaqlid yang tidak mau berpikir kecuali mengikuti pikiran orang lain. Ketika Islam mengajak manusia untuk berpikir, sesungguhnya apa yang dikehendakinya adalah berpikir dalam batas kemampuandan jangkauan akal.
“Berpikirlah kamu tentang ciptaan Allah dan jangalah kamu memikirkan tentang dzat Allah, sebab kamu tidak akan dapat memikirkan kadar kedudukan-Nya(sebagai mana mestinya).” (Diriwayatkan oleh Abu Nu’aim dalam alHilyh secara marfu’ kepada Nabi dengansanad yang lemahtetapi maknanya shahih).
2.  Dengan Mengenal nama-nama Allah dan sifat-sifat-Nya.
Sarana lain yang dipergunakan Islam untuk mengenalkan manusia kepada Allah dengan menjelaskan nama-nama Allah yang baik (al-Asma’ al-Husna) dan sifat-sifat-Nya yang luhur. “Katakanlah: serulah Allah dan serulah Ar-Rahmaan. Dengan nama yang mana saja yang kamu seru, Dia mempunyai Al-Asmaul-Husna (nama-nama yang terbaik)” (Al-Israa’ : 110)
“Dan bagi Allah-lah nama-nama yang terbaik, maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut Asmaul-Husna itu.” (Al-A’raaf : 180)
BAB 3
DZAT KETUHANAN
Kemustahilan untuk Menemukan Dzat Ketuhanan        
Sesungguhnya hakikat Dzat Tuhan tidak dapat diketahui oleh akal manusia.  Sebab Dzat tuhan memang tidak dapat dijangkau oleh akal, dan sesungguhnya meskipun akal manusia itu cerdas dan kemampuan untuk mengetahui sesuatu telah mencapai puncaknya namun ia sangat terbatas dalam suatu batas tertentu dan sangat lemah untuk mengetahui hakikat berbagai hal atau benda yang bahkan dapat dilihatnya dalam sehari-hari. Sebagai contoh bahwa manusia sampai saat inipun belum dapat mengetahui secara benar tentang hakikat jiwa itu sendiri padahal jiwa itu melekat pada diri manusia itu sendiri. Manusiapun tidak dapat mengiraikan hakikat cahaya  atau sinar padahal, padahal cahaya atau sinar itu adalah benda yang amat jelsa dan terang sekali. Dan masih banyak contoh lainnya.           
Sesungguhnya Dzat Alloh masih jauh lebih besar dari apa yang dapat dicapai oleh akal ataupun yang dapat diliputi oleh pemikiran-pemikiran. Firman Alloh SWT dalm quran surat Al_An’am ayat 103 “ Alloh tidak akan dapat dicapai oleh penglihatan-penglihatan dan Dia dapat mencapai penglihatan-penglihatan itu dan Dia adalah Maha Halus dan Waspada.”
Kelemahan Mema’rifati Hakikat Benda-Benda Tidaklah Membuktikan Ketiadaan Benda-Benda itu
            Tebatasnya akal pikiran  dan kelemahannya atau tidak dapatnya mencapai hakikat benda-benda itu tidak dapt digunakan bukti bahwa benda-benda itu tidak ada. Jadi kalau akal pikiran tidak dapat dari pada jiwa, tidak berarti bahwa jiea itu tidak ada. Begitu juga akal pikiran tidak dapat menjelaskan hakikat cahaya, tidak berarti bahwa cahaya itu tidak ada, jelas sekali bahwa cahayaitu ada dan merta keseluruh alam.
            Demikian pula halnya dengan Dzat ketuhanan (Illahiyah), jikaa manusia belum mencapai hakikaatnya, maka tidaklah ini berarti bahwa Dzat ketuhanan (Illahiyah) itu tidak ada, tetapai Dzat Ketuhanan (Illahiyah) itu ada dengan sekokoh-kokoh penetapan sebagai sesuatu yang wajib ada.
Alam Semesta Adalah Bukti  Adanya Sang  Maha Pencipta
            Semua yang ada di Lingkungan alam semsta ini dapat digunakan sebagai bukti tentang wujudnya (adanya) Tuhan, bahkan benda-benda yang terdapat disekitar alam semesta dan unsur-unsurnya dapat membuktikan bahwa benda-benda itu pasti ada pencipta dan pengaturnya. Hal in dijelaskan dalam Q.S  AT_Thur ayat 35-36, Q.S Al-Fushshilat ayat 37.


Fitrah Sebagai Bukti Adanya Alloh
            Alam semesta serta segala sesuatu yang ada di dalamnya yang tersusun rapi dan kokoh bukan hanya itu saja yang dapat dijadikan bukti akan adanya Tuhan yang menciptakan Langit dan Bumi ini, tetapi masih ada saksi lain lagi yang dapat digunakan untuk itu yaitu berupa perasaan-perasaan yang tertanam dalam jiwa setiap insan yang merasakan akan adanya Alloh SWT. Perasaan ini merpakan pembawaaan sejak manusia dilahirkan dan oleh sebab itu disebut sebgai fitrah. Hal in dijelaskan dalam Q.S  Yunus ayat 12.   
             Perasaan sejatinya tertanam di dalam jiwa setiap manusia. Dan di dalam perasaan itu pula setiap manusia akan meyakini adanya Tuhan yang Maha Suci. Namun kadang-kadang perasaan ini tertutup dan tenggelam oleh suatu hal dan tidak akan bangkit kembari dari kelalaiannya kecuali jika ada pemicu yang menyadarkannya semisal kecacatan, penyakit yang dideritanya, bahaya yang mengepung dirinya, ataupun ketika ada ancaman-ancama suatu hal.
Pengokohan Ketuhanan
Pengalaman spiritual juga menjadi bukti akan eksistensi sang Pencipta yang Maha Kuasa. Diantara bukti-bukti adanya Tuhan adalah bahwa orang-orang yang benar-benar beriman kepada Allah lebih tinggi ilmunya, lebih banyak adabnya, lebih suci jiwanya, lebih bersih hatinya, lebih banyak pengorbanannya, lebih besar kepeduliannya terhadap kepentingan orang lain dan lebih banyak manfaatnya untuk umat manusia. Hal apa yang menyebabkan kecenderungan tersebut. Perhatikan dengan orang yang tidak beriman. Mereka sangat pekat kebodohannya, keras wataknya, kotor jiwanya, gelap hatinya, rusak akhlaknya dan menjadi seperti binatang dalam berbagai tuntutan maupun kebutuhan-kebutuhannya. Di balik itu semua pasti terdapat suatu rahasia, dan perlu diyakini bahwa orang yang beriman selalu mendapat dukungan dari Allah.
Tidak ada satu buktipun yang mengingkari tentang adanya eksistensi Allah. Karena memang sebenarnya akal yang mau berfikir keras tidak akan menerima ketiadaan dari Allah. Meskipun ilmu pengetahuan sudah mencapai puncaknya, namun hal tersebut tidaklah dapat dijadikan dasar untuk mengingkari Allah. Bahkan seorang ilmuwan yang sejati akan menjadi seorang yang paling kuat imannya kepada Allah.

BAB VI
 SIFAT-SIFAT ALLOH TA’ALA
Allah SWT yang menciptakan alam semesta ini selain memiliki asma’ul husna (nama-nam yang baik) juga memiliki sifat-sifat yang luhur yang merupakan penetapan dari kesempurnaan KetuhananNya serta keagungan IllahiyahNya. Sifat-sifat yang menjadi milik Alloh SWT. Itu diantaranya ada yang disebut dengan sifat Salbiah dan diantaranya lagi disebut dengan sifat tsubutiah.
Sifat-sifat Salbiah
Yang termasuk golongan sifat Salbiah yaitu :
-       Alloh SWT bersifat Awwal dan Akhir
Allah adalah dzat yang maha dahulu, artinya bahwa tiada permulaan bagi wujud-Nya dab bahwa wujud Allah tanpa didahului dengan tahap tiada. Allah adalah dzat yang Maha Akhir. Artinya bahwa Allah itu dzatnya tiada akhir, kekal tanpa batas, dan tanpa berkesudahan. Dia itu Azali (Maha dahulu) dan abadi, tidak didahului oleh siapapun.
“Dialah yang Awwal dan yang Akhir, yang Dhahir dan yang Bathin dan Dia mengetahui segala sesuatu.”(Al-Hadiid : 3)
“Tiap-tiap sesuatu pasti binasa, kecuali Allah”(Al-Qashash :88).
-       Alloh SWT tidak Serupa dengan Sesuatu
      Allah yang Maha Suci tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan Dia dan Dia tidak sama dengan apapun. Segala sesuatu yang terlintas dibenak anda maka Dia tidaklah seperti itu.
“Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia, dan Dialah Yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat.” (Asy-Syuura : 11)
Manusia diciptakan oleh Allah dalam keadaan lemah, sedangkan Allah Maha Kuat dan Maha Perkasa. Manusia diciptakan dalam keadaan memerlukan pertolongan orang lain, sedangkan Allah Maha Kaya dan Maha Terpuji. Manusia beranak dan diperanakkan, sedangkan Allah tidak beranak dan tidak diperanakkan. Manusia pelupa, sedangkan Allah tidak pernah keliru dan tidak pula lupa. Manusia serba berkekurangan sedangkan Allah Maha Sempurna secara mutlak.
-       Alloh SWT adalah Maha Esa
Allah SWT Maha Esa baik dalam Dzat-Nya, sifat-sifat-Nya dan perbuatan-perbuatan-Nya. Esa dalam Dzat, maksudnya adalah bahwa Allah SWT tidak tersusun dari beberapa bagian yang terpotong-potong dan bahwa Alloh SWT tidak ada sekutu bagiNya dalam memerintah dan menguasai kerajaanNya. “Maha Suci Allah, Dialah yang Maha Esa lagi Maha Mengalahkan” (Az-Zumar : 4). Esa dama sifat-sifat, maksudnya tidak ada sesuatu atau seorangpun yang sifatnya menyerupai sifat Alloh Ta’ala. Esa Af’alNya maksudNya bahwa tidak seorangpun yang selain Alloh Ta’ala itu yang mempunyai perbuatan sebagaimana yang dilakukan oleh Alloh. Terkait hal ini dijelaskan dalam Quran Surat al-Ikhlas ayat 1-4, Al Anbiya ayat 22, al-Mu’min ayat 91, all_isra 42-43.
Adapun yang termasuk sifat-sifat Subutiah anatar laian :
-            Quasa (qudrah), maksudnya Alloh SWT tidak lemah sedikitpun untuk mengerjakan sesuatu.
-            Berkehendak (iradah) yakni Allah menentukan sesuatu yang mungkin ada dengan sebagian apa yang pantas berlaku untuknya. Allah bebas berkehendak menjadikannya tinggi atau pendek, baik atau buruk, berilmu atau bodoh, dll.
-          Mengetahui (ilmu), yakni mengetahui segala sesuatu, dan ilmu-Nya meliputi segala sesuatu yang ada, baik yang terjadi di masa lampau atau yang sedang terjadi atau yang akan terjadi.
-          Hidup (hayat), yakni sifat hidup inilah yang membuat pihak yang disifatinya menjadi layak menerima sifat qudrah, iradah, ilmu, sama’, dan bashar. Andaikata Dia tidak hidup maka sifat-sifat tersebut tidak aka nada pada-Nya.
-          Berfirman (kalam), yakni tidak dengan huruf dan tidak pula dengan suara. Allah telah menetapkan sifat ini kepada diri-Nya sendiri.
-          Sama’  ( mendengar ) dan Bashar ( Melihat)
Allah itu Maha Mendengar, yakni dapat mendengar segala sesuatu sehingga Dia benar-benar, dapat mendengar langkah-langkah semut hitam yang berjalan di atas batu licin diwaktu malam yang gelap gulita. Sebagaimana Dia mampu mendegar segala sesuatu, Dia-pun Maha Melihat, yakni melihat segala sesuatu dengan penglihatan menyeluruh mencakup segala yang ada. Penglihatan Allah tidaklah menggunakan mata seperti cara melihat makhluknya.
Sifat Dzat dan sifat Af’al
            Sifat-sifat Allah diantaranya ada yang disebut sifat Dzat, dan ada juga yang disebut sifat-sifat af’al (perbuatan). Sifat Dzat adalah sifat tsubutiyah atau sifat-sifat ma’ani sebagaimana yang diuraikan sebelumnya. Adapun sifat-sifat af’al (perbuatan) adalah seperti mencipta dan memberi rezeki. Alloh yang membentuk makhluk ini dan juga mengaruniakan rizki pada mereka.
Sifat-sifat Alloh Sebagai Tiang Petunjuk Jalan
Sesungguhnya kita wajib berjalan mengikuti petunuk sifat-sifat Allah itu, menggunakannya sebagai cahaya penerang jalan, menjadikan sebagai contoh tauladan teritinggi, dan mencapai puncak ketinggian jiwa dan peningkatan ruhani yang sempurna. Allah “Rabbul-‘Alamin” merupakan teladan tertinggi yang wajib diteladani oleh orang beriman, Allah “Maha Pemurah” mengaruniakan nikmat pada makhluk-makhluk-Nya, dan menampakkan cinta-Nya kepada mereka, sekalipun mereka tidak mengerjakan suatu amal yang menyebabkan mereka berhak menerima hal itu. Allah “Maha Pengasih” memberikan balasankepada manusia atas amal perbuatanya. Ini juga merupakan contoh yang sangat tinggi, yang mengharuskan umat manusia membalas kebaikan orang lain dengan kebaikan pula. Allah “Yang menguasai hari pembalasan” menghitung amal perbuatan manusia, lalu memberikan balasan kepada orang yang berbuat buruk dengan balasan setimpal, bukan karena senang menyiksa, melainkan dengan semangat toleransi (bersediamemberi maaf). Sebagaimana seorang pemimpin yang penyayang wajib bersikap seperti itu terhadap yang dipimpinnya. Keempat sifat-sifat Allah tertinggi yang palinng utama, serta keteladanan-Nya yng sangat tinggi. Apa saja pelajaran yang dapat diambil dari sifat-sifat ini juga berlaku untuk sifat-sifat yang lain. Dari keempat sifat Allah ini dapat diambil pelajaran untuk dijadikan tauladan. Demikian pula halnya dari sifat yang lain. Misalnya sifat cinta dan sayang merupakan cerminan dari sifat-sifat Allah berikut : 1) Ar-Rauf (Maha Belas Kasihan), 2) Al-Wadud (Maha Mencintai), 3) At-Tawwab (Maha Menerima Taubat), 4) Al-‘Afuw (Maha Memaafkan), 5)Asy-Syakur (Maha Pemberi Balasan), 6) As-Salaam (Maha Damai), 7)Al-Mu’min (Maha Pemberi Rasa Damai), 8)Al-Baar (Maha Baik Dalam Tindakan Dan Pemberian), 9)Rafi’ud Darajaat (Maha Meninggikan Derajat), 10)Ar-Razaq (Maha Pemberi Rezeki), 10) Al-Wahhab (Maha Pemberi Karunia), 11) Al-Wasi’ (Maha Luas Anugrah-Nya). Demikian pula halnya dengan sifat-sifat yang mempunyai makna ‘mengetahui’ yang tercermin dalam sifat-sifat-Nya sebagai berikut: 1) Al-‘Alim (Maha Mengetahui), 2) Al-Hakim (Maha Bijaksana), 3)As-Sami’ (Maha Mendengar), 4) Al-Bashir (Maha Melihat), 5) Asy-Syahid (Maha Menyasikan), 6)Ar-Raqib (Maha Mengawasi), 7) Al-Bathin (Maha Mengetahui Rahasia).

BAB 5
 HAKIKAT KEIMANA DAN BUAHNYA
Iman kepada Allah mencermikan hubungan paling mulai antara manusia dengan Penciptanya. Hal ini dikarenakan makhluk yang paling mulia di muka bumi adalah manusia, dan sesuatu yang ada di dalam diri manusia yang paling mulia adalah hatinya, sedangkan sesuatu yang ada di dalam hati yang paling mulia adalah keimanan. Diantara manifestasi iman adalah ahwa Allah dan Rasul-Nya lebih dicintai oleh orang yang beriman dari pada apapun juga, dan hal itu tampak dalam ucapan, perbuatan dan perilakunya. Jika di sana masih ada sesuatu yang lebih dicintainya dari pada Allah dan Rasul-Nya berarti imannanya tidak murni lagi, dan akidahnya tergoncang. Nabi Muhammad bersabda :
“Ada tiga hal; barangsiapa dalam dirinya terdapat tiga hal tersebut maka ia benar-benar telah mendapatkan manisnya iman, yaitu: 1. Allah dan Rasul-Nyalebih dicintai dari ada selain keduanya. 2. Ia mencintai seseorang semata-mata karena Allah. 3. Ia benci kembali kepada kekufuran sebagaimana ia benci untuk dilempar ke dalam neraka.”
Nabi juga bersabda :
“Tidaklah beriman salah seorang dari kamu sehingga aku lebih dicintai dari pada orang tuanya, anaknya, dirinya sendiri, dan manusia seluruhnya” (HR. Bukhari).
                Sebagaimana iman tercermin dalam bentuk cinta (kepada Allah dan Rasul-Nya), maka keimanan juga tercermin di dalam jihad meninggikan kalimat Allah dan berjuang meninggikan bendera kebenaran,  menghentikan kezaliman dan kerusakan di bumi. Pengaruh dan dampak iman akan tampak dengan jelas dalam rasa takut kepada Allah.
“Sesungguhnya yang taku kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya hanyalah ulama.” (Fathir :28)
                Bila ma’rifat seseorang kepada Allah semakikn sempurna maka sempurna pula rasa takutnya kepada Allah. Manifestasi keimanan yang paling besar adalah berpegang teguh kepada wahyu Allah. Iman dapat menumbuhkan hubungan yang beraneka macam. Ia dapat mengikat hubungan antara orang-orang beriman dn Allah, dengan ikatan kasih saying dan cinta. Iman juga dapat mempererat hubungan antar sesame kaum mukminin atas dasar kasih sayang. Apabila manusia telah mengenal Tuhannya melalui akal dan hati maka ma’rifat ini akan menghasikan buah yang masak baginya dan meninggalkan dampak yang bagus  dalam dirinya. Ma’rifat ini juga akan mengarahkan perilakunya menuju kebaikan dan kebeneran, keluhuran dan keindahan. Buah keimanan dapat disimpulkan sebagai berikut :
  1. Kemerdekaan jiwa dari kekuasaan orang lain.
  2. Iman dapat membangkitkan keberanian di dalam jiwa dan keinginan untuk terus maju, menganggap enteng kematiandan menggandrungi mati syahid demi membela kebenaran.
  3. Keimananmenetapkan keyakinan bahwa Allah-lah yang Maha Pemberi rezeki, dan bahwasanya rezeki tidak dapat dipercepat karena kerakusan orang yang rakus, dan tidak pula dapat ditolak oleh kebencian orang yang benci.
  4. Rasa tenang dan tentram.
  5. Keimanan dapat meningkatkan kekuatan maknawiyah manusia dan menghubungkan dirinya dengan contoh taulan tertinggi.
  6. Kehidupan yang baik.

BAB 6
 KADAR (TAKDIR)
            Alloh SWT adalah maha pencipta yang bebas. Dia mengatur segala sesuatu dengan kebijaksanaan dan kehendakNya sendiri. Alloh berfirman “ segala sesuatu itu disis Alloh adalah dengan ketentuan Takdir ” (Q.surat Ar_Rad ayat 8 ).
            Makna yang gamblang dari Takdir yaitu bahwa ALLOH Ta’ala membuat beberapa ketentuan, peraturan dan undang-undang yang diterapkan, peraturan dan undang-undang yang diterapkan untuk segala yang sesuatau yan ada, dan segala sesuatu yang ada itu pasti akan berlaku, beredar dan berjalan tepat dan sesuai dengan apa-apa yang telah dipastikan dalam ketentuan, aturan dan peraturan tsb. Alloh berfirman dalam Q. Surat Yasiin ayat 37-40.      
            Kita wajib beriman kepada takdir. Iman kepada takdir merupakan sebagian dari kepercayaan atau aqidah yang harus ditanamkan dengan sebenar-benarnya didalam hati setiap muslim. Dalam hal takdir tidak ada pengertian paksaan. Takdir itu sama sekali tidak boleh dianggap sebagai jalan untuk bertawakkal yang tidak sewajarnya, tidak boleh pula dijadikan sebab untuk melakukan kemaksiatan, bahkan tidak boleh diartikan sebagai suatu paksaan Tuhan kepada seseorang hambaNya, tetapi sebaliknya yaitu bahwa takdir haruslah dianggap sebagai jalan untuk mentahkikkan tujuan-tujuan atau cita-cita yang besar dari sekian banyak amal perbuatan yang besar pula.
            Adapun hikmah beriman kepada takdir yaitu memberikan pelajaran kepada manusia bahwa segala sesuatu yang ada dalam alam semesta ini hanya akan berjalan sesuai dengan kebijaksanaan yang telah digarisakan oleh Dzat yang maha tinggi. Oleh sebab itu, jika ia tertimpa musibah ia tidak akan menyesal, juga ketika tertimpa pertolongan dan keuntungan dia tidak bergembira sehingga lupa daratan.

BAB 7
 MALAIKAT
            Malaikat adalah suatu golongan makhluk yang ghaib, yang wujud jasmaniahnya tidak dapat dilihat, didengar, diraba, dicium dan dirasakan. Yang mengetahui perihal keadaan mereka dan hakikat yang sebenarnya hanyala Alloh SWT. Malaikat itu disucikan dari kesyahwatan-kesyahwatan hayawaniah, terhindar sama sekali dari keinginan hawa nafsu, terjauh dari perbuatan-perbuatan dosa dan salah. Malaikat diciptakan dari cahaya.
            Keutamaan Manusia Melebihi Malaikat.
            Manusia dimuliakan oleh Alloh SWT dengan mengaruniakan ilmu pengetahuan yang tidak diberikan kepada malaikat. Hal ini dijelaskan dalam Q.surat Al-Baqarah ayat 31-34. Sedang keutaan yang dimiliki oleh Malaikat yaitu dalam hal ketaatannya kepda Alloh  juga dalam hal meninggalkan maksiat.
            Tabiat Malaikt adalah secara sempurna berbakti kepada Alloh, tunduk dan patuh pada kekuasaan dan keagunganNya, melaksanakan seua perintahnya dan mereka ikut mengatur hal-ihwal alam emsta ini, dengan mengikuti kehendak dan iradah Alloh SWT.
            Karya Malaikat dalam alam ruh yaitu :
1.      Bertasbih ( memahasucikan ) serta patuh dan tunduk sepenuhnya kepada Alloh Ta’ala, sebagiaman firman Alloh dalam surat al-A’raf ayat 206 dan Az-Zumar ayat 75.
2.      Mamikul ‘Arasy,   sebagiaman firman Alloh dalam surat al-Ghafir ayat 7 dan Al-Haqqah ayat 17.
3.       Memberi salam kepada para ahli surga, sebagiaman firman Alloh dalam surat aR-Rad ayat 23-24.
4.      Menyiksa para ahli neraka, sebagiaman firman Alloh dalam surat at-Tahrim ayat 6 dan al-Muddatsir ayat 27-31.
            Karya Malaikat dalam alam Dunia dan yang berkaitan dengan Manusia
1.      Menggitkan kekuatan ruhani yang ada dalam diri manusia dengan mengilhamkan kebaikna dan kebenaran.
2.      Malaikat berdo’a kepada oarng-orang mukmin.
3.      Malaikat ikut membaca Ta’min  bersama orang-orang yang sholat.
4.      Malaikat hadir dalam sholat-sholat terutama sholat subuh dan asar.
5.      Malaikat turun diwaktu ada bacaan Al-Quran.
6.      Malaikat hadir dalam Majlis-majlis dzikr.
7.      Malaikat memohon kerahmatan bagi kaum mikminin terutama para ahli ilmu.
8.      Malaikat membawa kabar gembira.
9.      Malaikat mencata segala amal perbuatan.
10.  Malaikat memberikan pengokohan kepada kaum mukminin.
11.  Malaikat bertugas mencabut nyawa.




BAB 8
 JIN
 Jin adalah suatu macam makhluk yang termasuk golongan  ruh yang berakal yang juga diberi perintah taklif ( menjalankan syari’at agama), sebagaimana halnya bangsa manusia, hanya saja mereka itu tidak mempunyai bahan-bahan kebendaan sebagaimana yang dipunyai manusia sehingga ia tertutup oleh panca indra.
   Jalan bagi kita untuk mengethui jin itu adalah melalui wahyu. Jin diciptakan oleh Alloh SWT dari api. Sebagaiman firmanNya dalam surat Al-Hijr ayat 26-27.
Jin digolongkan dalam beberapa golongan berdasarkan tingkat ketaatnya kepada Alloh yaitu ada jin muslim, kafir dan iblis. Jin merupakan makhluk ghaib tetapi jin tidak dapat mengetahui hal-hal yang ghaib. Jin kafir dan iblis tersebut masuk dalam golongan syaithan ( Hizbus Syaithan). Diman pemimpin atau nenek moyang golongan syaithan ( Hizbus Syaithan) itu adalah Iblis. Iblis dan syaithan yang menyertainya itu semua amal perbuatannya mencerminkan kejahatan, kerusakan serta kebinasaan. Syaithan mengajak manusia untuk melanggar apa yang sudah digariskan oleh Alloh SWT.
   Setiap manusia disertai oleh syaithan yang akan menggaggu dan menggodanya untuk melakukan kemaksiatan. Semakin sering manusia tersebut melakukan kemaksiatan maka posisi dan kedudukan syaithan dalam diri orang tersebut semakin kuat, dan begitu sebaliknya.  Oleh sebab itu manusia harhus tetap siap siaga untuk melawan semua bujukan dan rayuan syaithan dengan cara terus menerus melakukan amal kebaikan.

BAB 9
 KITAB-KITAB DARI LANGIT
            Alloh SWT menurunkan wahyu kepada para nabi dan Rasulnya dan untuk disampaikan kepada ummat-ummatnya yang berupa kitab. Adapun kitab-kitab yang tercatat dan dapat kita ketahui yaitu ada 4 kitab diantaranya kitab Taurat diturunkan untuk nabi Musa a.s.,kitab Injil kepada Nabi Isa a.s., kita zabur kepada nabi Daud a.s. dan Al-Qur’an kepada Nabi Muhammad SAW. Kitab-kitab tersebut berisi petunjuk dan cahaya penerang bagi manusia. 
            Kitab Al-Quran diturunkan kepada nabi terahir yaitu nabi muhammad SAW yang memiliki beberapa keistimewaan dari kitab-kitab yang lain yaitu Al-Qura’an kitab terahir yang menyempurnakan kitab-kitab sebelumnya dan ajaranya akan tetap berlaku sepanjang masa dan tetapt terjaga keasliannya oleh Alloh SWT.

BAB 10
 RASUL-RASUL
Alloh SWT mewajibkan atas setiap oarng-orang beriman untuk percaya kepada  rasul-rasukNya tanpa membedakan antara yang satu dengan yanglainnya. Apabila seseorang sudah beriman kepada sebagian rasul dan mengkari sebagian yang lain, maka ia jelas menjadi orang kafir.  
Setiap ummat mempunyai rasul, tidak ada satu umat pun dalam suatu masa kecuali semuanya dikirimkan rasul oleh Alloh SWT, yang bertugas mengajak mereka untuk berbakti kepada Alloh SWT menuju jalan yang benar sekaligus menjadipemimpin mereka.
Rasul adalah seorang manusia laki-laki dari ummat itu sendiri yang dipilih oleh Alloh untuk menerima wahyu dan untuk disampaiakan kepada ummatnya. Tugas utam rasul adalah untuk mengajak ummatnya untuk beribadah kepada alloh SWT dan menegakkan agamaNya.
Ada beberapa rasul yang termasuk dalam golongan rasul ulul azmi yaitu Muhammad SAW, Nuh As, Ibrahim AS, Musa As, dan Isa AS. Ulul azmi maksudnya teguh sekali hatinya dan segala cita-citanya dikejar dengan segenap tenaga yang dimilikinya sehingga akhirnya tercapai.
Setiap rasul diberikan mu’jizat oleh Alloh SWT sebagai salah satu bukti dari kerasulannya. Mu’jizat adalah suatu luar biasa yang menyalahi kebiasaan-kebiasaan umat manusia yang diberikan oleh Alloh kepada para rasulNya. Janis mu’jizat yang diberikan oleh Alloh SWt kapada tiap rasulNya itu berbeda-beda sesuai dengan keadaan kaumnya masing-masing.

BAB 11
 MANUSIA TERSUSUN DARI TUBUH DAN ROH
            Manusia itu tersusun dari dua macam unsur yaitu tubuh kasar dan ruh halus. Dengan tubuh kasarnya manusia dapat bergerak dan merasakan segala sesuatu, sedang dengan ruhnya manusia itu dapat menemukan, mengingat, berfikir, mengetahui,berkehendak, memilih, mencintai, membenci dansebagainya.
            Tubuh kasar manusia itu berasal dari tanah,yang merupakan suatu kepastian yang haruskita akui, karena telah banyak bukti yang menunjukkan hal tersebut sedangkan terkait roh, roh merupakan  urusan dan perkara Alloh SWT sendiri yang selainNya tidak ada yang dapat mengetahui hakikat dari roh itu sendiri. Yang dapat diketahi oleh manusia adalah bahwa roh itu berdiam di dalam tubuh manusia dan dengan adanya roh tersebut tampaklah gerak kehidupan dari tubuh tersebut dan dapat diketahui pula apa akibat dari adanya kehidupan tsb. Ada alim ulama islam yang mendefinisikan roh yaitu suatu zat yang memiliki sifat tesendiri dan berbeda dengan benda-benda lain. Ia adalah jisim ruhaniah (sebangsa nur atau cahaya ) amat tinggi kedudukannya dan hidup, selai itu ia dapat meninggalkan tubuh kasar dan dapat menjalar dalam rongga tubuh itu bagaikan mengalirnya air dalam tangkai yang hijau hidup. Roh itu tidak dipisah-pisah atau dibagi. Roh merupak makhluk yang baru atau hawadist bukan benda yang qodim atau dahulu.
BAB 12
 TANDA-TANDA HARI KIAMAT
Tibanya hari kiamat secara pasti tiak ada yang dapat mengetahuinya kecuali Alloh SWT, tetapi Alloh SWT mwmbwrika rambu-rambu kepada manusia yang merupakan tanda-tanda dekatnya kiamat. Tanda-tanda datangnya hari kiamat itu secara garis besar dibedakan menjadi 2 macam yaitu :
1.      Tanda –tanda kecil ( alamat sughra)
2.      Tanda-tanda besar (alamt kubra )
Adapun tanda-tanda kecil yaitu sebagai berikut :
1.      Diutusnya nabi akhir zaman yaitu nabi Muhammad SAW
2.      Pemimpin-pemimpin yang ada merupkan keturunan-keturunan wanita-wanita tawanan atau golongan rendah.
Sedang tanda-tanda kubra yaitu :
1.      Terbitnya Matahai dari arah barat
2.      Keluarnya suatu binatang dari bumi yang dapat bercakap-cakap dengan manusia.
3.      Almahdi
4.      Munculnya Masih Dajjal
5.      Turunnya nabiullah Isa AS.
BAB 13
 HARI AKHIR (HARI KIAMAT)
Percaya kepada rukun hari kiamat merupakan salah satu dari rukun iman dan merupakan bagian yang penting dari beberapa bagian akidah. Dimana hari kiamat merupakan hari dimana hancurnya semua alam semesta ini beserta isinya,dan bumi akan berubah tidak seperti bumi yang sekarang ini dan selanjutnya alloh SWT akan menciptakan alam lain yang disebut dengan alam akhirat. Alam dimana semua manusia dibangkitkan dan dihisab segala amal perbuatan yang telah dilakukan selama hidup di dunia. 
            Amal perbuatan yang telah dilakukan manusia selama hidup di dunia akan menetukan kondisi saat dia dibangkitkan, ada yang dibangkitkan dalam kondisi yang sempurna, kurang sebagian, dan berbagai jenis kondisi lainnya sesuai dengan kadar amal perbuatannya di dunia. 

BAB 14 : HISAB
 HISAB ADALAH PUNCAK PENETRAPAN KEADILAN ILAHI
Alloh SWT memiliki semua sifat kesempurnaan diantaranya yaitu Alloh maha Adil dan Bijaksana. Dia maha adil tidak akan menganiaya atau merugikan seseorangpun dari makhluknya, Dia juga maha bijaksana tidak akan meletakkan sesuatu itu bukan pada tempatnya. Sebagian dari keadilan dan kebijaksanaan Alloh SWT itu adalah bahwa Dia tidak akan mempersamakan antara orang yang berbakti dan taat kepadaNya dengan orang kafir yang durhaka, antara orang mukmin dan orang musyrik,anatar orang yang baik dan jahat, dst. Hisab ini merupakan pengadilan yang setinggi-tingginya dan seadil-adilnya yang akan dialami manusia, tidak ada satupun perbuatan yang pernah dilakukan di dunia kecuali semuanya akan dihisab, baik itu perbuatan yang baik ataupun buruk, baik kecilatau besar tidak akan ada yang terlewatkan dan terlupakan. Hasil hisab tersebut akan menentukan nasib manusia apakah akan tinggal di surga Alloh yang penuh dengan kenikmatan ataukah tinggal di neraka yang penuh dengan siksaan dan penderitaan. Alloh tidak akan salah dalam memberikan putusannya terhadap makhluknya.

BAB 15
 SURGA DAN NERAKA
Balasan yang diberikan oleh Alloh SWT terhadap makhluknya yaitu berupa kenikmatan syurga bagi yang taat dan siksaaan neraka bagi yang durhaka.
 Neraka. Ada beberapa untu neraka yaitu :
1.      Hawiyah : suatu jurang yang sangat dalam dan barangsiapa yang jatuh disitu pasti pasti tidak akan dapat kembali naik ke atas kecuali dengan izin Alloh. QS. Al Qari’ah ayat 8-11.
2.      Lazha, api neraka lazha ini memiliki kehebatan yang luar biasa sehingga kulit kepalapun mengelupas dengan sendirinya dan memiliki daya tarik yang kuat sehingga siapapun yang mendekat akan langsun di sambar. Qs al Ma’arij ayat 15-18.
3.      Sa’ir, ini dijelaskan Alloh dalam Qs al-Mulk ayat 5
4.      Saqar, Dijelaskan Alloh dalam Qs. Al Muddatsir ayat 26-30.
5.       Hutamah, Dijelaskan Alloh dalam Qs. Al Humazah ayat 4-9.
Surga atau Jannah merupakan balsan bagi yang taat, yang memilki kenikmatan-kenikmatan  yang luar biasa yang tidak bisa dibayangkan oleh akal manusia. Adpun kenikmatan Surga yang tertinggi di samping kenikmatan-kanikmatan yang lainnya yaitu
1.      Dapat melihat Alloh SWT. Qs Al-Qiyamah ayat 22-23.
2.      Dapat bermunajat dengan Alloh SWT. Qs Yasin 55-58.
3.      Mendapat keridhaanNya. Qs. At-Taubah 72 dan Ali imran 15.

BAB 16
PENUTUP
Apa yang ditempuh manusia dan apa yang telah dilaksanak olehnya dalam kehidupan di dunia merupakan suatu pernyataan dari kenyataan aqidah atau kepercayaannya. Jika aqidah yang terpateri dalam jiwanya itu baik dan benar maka baik dan benar pula jalan yang ditempuhnya serta lurus dalam mengerjakannya, sebaliknya jika aqidah itu rusak dan salah maka jalan yang ditempuhnya juga rusak, salah dan sesat. Oleh sebab itu, Aqidah Tauhid dan keimanan adala suatu hal yang mutlak perlu yang sama sekali tidak dapat ditinggalkan dan diabaikan oleh siapapun, supaya orang itu dapat mencapai kesempurnaan dan dapat merealisasikan kemanusiaanya itu sendiri.
 
                                 REFERENSI
Sabiq, Sayid. 2010. Aqidah Islam pola hidup manusia beriman. Bandung : penerbit Diponegoro.
RESUME AQIDAH ISLAMIYAH – SAYYID SABIQ _ Aneka Warna.htm.


3 komentar:

  1. syukran...berikutnya penjabaran aja lagi ketika disampaikan kepada masyarakat

    BalasHapus
  2. Jazakillah mba atas resumenya sangat bermanfaat.

    BalasHapus
  3. Sukron atas artikelnya semoga dapat menambah wawasan aqidah keislaman kita, amin ya rabbal alamin.

    BalasHapus